Mewaspadai Upaya Penghancuran Islam

Label:

Tanpa disadari oleh sebagian besar umat Islam, upaya penghancuran Islam telah lama dilakukan oleh Barat. Upaya tersebut merupakan skenario Barat yang sistematis sejak ratusan tahun yang lalu sampai sekarang. Islam dan umat Islam yang dulu berjaya dan menjadi adidaya dunia dengan Khilafah Islam, menimbulkan ketidaksenangan dari Barat yang memang memiliki millah atau way of life yang berbeda dengan Islam.

Dan tidak akan pernah ridha orang-orang Yahudi dan Nasrani hingga kalian (umat Islam) mengikuti millah mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120).

Skenario Barat untuk menghancurkan Islam tersebut antara lain tampak dalam 4 kategori: Pertama, Serangan militer. Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan benteng fisik yang melindungi Islam. Perang Salib yang berkepanjangan, disertai dengan penyusupan agen-agen mereka ke Khilafah Utsmaniyah untuk menyebarkan paham-paham yang mengakibatkan umat tidak lagi berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, adalah diantara cara mereka untuk meluluhlantakkan bangunan fisik Khilafah Islam. Dengan hancurnya benteng fisik ini maka tidak ada lagi kekuatan yang akan melindungi Islam dan umatnya.

Setelah Khilafah Islamiyah hancur, Barat melanjutkan strateginya dengan memecah-belah Khilafah menjadi lebih dari 50 negara kecil. Tujuannya adalah agar umat Islam menjadi lemah sehingga tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melawan Barat.

Kedua, Serangan Pemikiran (al-Ghazw al-Fikri). Setelah umat Islam dikotak-kotakkan dalam negeri-negeri kecil, selanjutnya Barat menyebarkan racun pemikiran ke tengah-tengah umat Islam. Paham-paham batil seperti Demokrasi, HAM, Gender, Pluralisme, dan lain-lain terus dipaksakan untuk diterima oleh umat Islam. Pada awalnya paham-paham sesat ini berhasil membius umat Islam sehingga dengan pasrah tanpa ada perlawanan sedikitpun mereka menerima dengan bulat apa yang disuapkan oleh Barat tersebut. Namun, kenyataan menunjukkan: demokrasi hanyalah bualan Barat, HAM tidak untuk kaum Muslim, pluralisme hanya alat untuk mengabsahkan kebatilan. Bahkan, belum ada sejarah negeri-negeri yang dengan ’bersungguh-sungguh’ menerapkan demokrasi hingga saat ini berhasil membangun kemodernan yang beradab. Yang ada, dunia Islam justru bergantung pada Barat (AS).

Pemikiran-pemikiran sesat tersebut sekarang sudah banyak disadari sebagai racun yang diberikan oleh Barat kepada umat Islam. Pemikiran tersebut hanya membawa kepentingan dan selalu berpihak pada AS dan kroni-kroninya. Pemikiran-pemikiran tersebut merupakan salah satu alat mereka untuk menjajah umat Islam.

Ketiga, Menafsirkan Islam dengan Ideologi Kapitalisme. Setelah serangan pemikiran, upaya penghancuran Islam dilanjutkan dengan mencoba menafsirkan Islam dengan ideologi Kapitalisme. Mereka mengambil pendapat-pendapat yang seolah-olah berasal dari Islam namun hakikatnya berasal dari mereka sendiri (Barat). Misalnya, agama dikategorikan sebagai produk budaya. Dengan pengertian ini, agama diartikan sebagai hasil karya, cipta, dan rasa manusia yang paling tinggi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hakikat kehidupan. Konsekuensinya, agama tidak lagi mengandung kebenaran mutlak. Agama bisa ditafsirkan dan disesuaikan dengan kondisi dan zaman. Sebab, bisa jadi apa yang tertulis pada kitab-kitab suci adalah sesuai dengan kondisi saat itu, bukan untuk sekarang.

Muncullah tafsir terhadap al-Qur’an yang disesuaikan dengan hawa nafsu dan kepentingan sang penafsirnya. Penafsiran al-Qur’an akhirnya bebas (liberal) tak terkendali sesuai dengan nilai-nilai kapitalisme sekuler.

Keempat, Liberalisasi Ibadah. Tujuannya adalah agar dalam masalah ibadah pun umat Islam bersikap bebas. Kalaupun ada orang yang jelas-jelas berbuat menyimpang dari syariat, maka umat minimal menganggapnya sebagai sebuah perbedaan yang harus disikapi secara wajar dan ditoleransi.

Karena itu, kasus imam shalat Jum’at wanita yang dipelopori oleh Aminah Wadud, adanya nabi palsu di Sulawesi Tenggara yang mengajarkan bahwa berhaji tidak perlu ke Makkah, shalat dengan disertai terjemahan oleh Muhammad Yusman Roy, dan entah penyimpangan apa lagi akan senantiasa dimunculkan dan dipelihara. Tujuannya antara lain untuk menyibukkan umat Islam. Dengan begitu, energi umat Islam yang sejatinya ditujukan untuk perjuangan ke depan menerapkan syariat Islam secara kaffah menjadi terkuras. Kenyataan ini sejak dulu telah diberitahukan oleh Nabi Muhammad SAW:

Sungguh, akan terlepas aturan dan syiar Islam (’ura al-Islam) sehelai demi sehelai. Ketika terlepas suatu aturan, manusia akan bergantung pada aturan berikutnya. Awal dari ’ura al-Islam tersebut adalah al-hukm (hukum, pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat." (HR. Ahmad).

Selama kita masih tinggal diam terhadap berbagai upaya penghancuran Islam yang dilakukan oleh Barat tersebut, maka bukan tidak mungkin di tanah yang kita injak sekarang puluhan tahun kemudian sudah tidak ada lagi orang yang menganut Islam. Mari kita sama-sama berjuang untuk melawan upaya Barat tersebut dengan menyerukan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafah lah yang mampu melawan Barat, dan Insya Allah akan menghancurkan dan meluluhlantakkan kesombongan mereka. Waktu itu, sesuai janji Allah SWT, Insya Allah tidak akan lama lagi.

Banjarmasin, 1 Desember 2007
Muhammad Abduh
0 komentar:

Followers


Labels

Recent Posts

Recent Comments

Recent Comments